Rabu, 06 Februari 2013

TAMPILAN RUMAH BETON EKSPOSE

BETON ekspos pada hunian tak banyak diaplikasikan lantaran tampilannya bakal memberikan kesan berat pada bangunan. Padahal, kalau tepat merancangnya, hunian akan terlihat berbeda dan menjadi daya tarik buat lingkungan sekitar.

Bila kita berbicara mengenai aplikasi material dinding beton, tentu sangat dekat dengan ciri gaya arsitektur art deco atau gaya yang mempengaruhi seni dekorasi, seperti arsitektur dan desain interior.

“Gaya ini merupakan gabungan dari berbagai gaya, seperti konstruksionisme, kubisme, modernisme, bauhaus, art nouveau, dan futurisme. Art deco bersifat dekoratif, anggun, fungsional, dan ultramodern,” kata arsitek Denny Setiawan.

Di dunia arsitektur, gaya ini tidak menyuguhkan suatu sistem atau solusi baru, melainkan memberi penonjolan pada permukaan dan bentuk. Hal ini ditegaskan oleh arsitek Rizky Artando.

Menurut dia, art deco merupakan arsitektur ornamen, geometri, retrospeksi, warna, tekstur, cahaya, dan simbolisme. Art deco banyak bereksperimen dengan memakai teknik serta material baru,misalkan metal, kaca, beton, plastik, dan menggabungkannya dengan penemuan baru. Karya-karya art deco biasanya memakai warna kuat serta bentuk abstrak yang geometris, seperti bentuk tangga, segitiga, dan lingkaran terbuka.

"Terkadang dekorasi art deco menggunakan motif tumbuhan dan figur. Namun, itu pun cenderung geometris. Jadi, komposisi elemennya mayoritas ditampilkan dalam bentuk sederhana,” kata Denny.

Bangunan yang menggunakan struktur beton dan tanpa dekorasi sering diklasifikasikan sebagai arsitektur art deco karena bentuknya yang geometris dan tidak ada dekorasi. Pengaruh art deco di Indonesia pertama kali dibawa oleh arsitek Belanda. Kesederhanaan bentuk belumlah mewakili semua konsep art deco, karena kedinamisan ruang interior dapat dilihat pada layout-nya.

Berbicara tentang gaya art deco, tidak ada salahnya untuk mengetahui salah satu elemen pembentuknya, yaitu beton yang kental dengan nuansa industrial style-nya. Beton ekspos memiliki nilai plus bila diaplikasikan di rumah tinggal lantaran tekstur dan warnanya unik.

“Beton ekspos tidak memerlukan finishing. Walau kadang terkesan berat dan monoton, namun material beton dapat memberikan kesan yang natural. Biasanya beton ekspos diterapkan pada dinding dan plafon,” ungkap Denny. Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan saat Anda ingin menerapkan konsep ini pada hunian. Bagian yang paling penting adalah proses pencetakan dan perencanaan pencampuran bahan beton itu sendiri, pengecoran dan pemadatan, serta yang terakhir adalah perawatan dan proteksi terhadap lingkungan di luar.

“Kekuatan yang paling utama pada beton adalah proses pencetakannya. Jika cetakan tidak kuat ketika melakukan pengecoran, maka akan mengakibatkan variasi warna permukaan yang berbeda serta timbul bintik di permukaannya,” ujar Rizky. Setelah itu, perhatikan pula langkah pengecorannya. Sebaiknya pengecoran dibuat dengan ketebalan yang sama dan kecepatan yang terukur. Kemudian lakukan pemadatan dengan menggunakan vibrator tanpa menyentuh bekisting atau list bagian atas.

Bangunan yang mengaplikasikan beton ekspos pada seluruh permukaan dinding terbukti cukup serasi dengan elemen kaca. Beton ekspos juga dapat diaplikasikan untuk elemen luar maupun elemen dalam rumah Anda.

1 komentar: