TIPS MEMILIH PARTISI ATAU PEMBATAS RUANG TEMPORER
Pembatas
ruangan tidak selalu harus tembok yang permanen. Yang sifatnya temporer
justru bisa membuat ruangan multifungsi dan juga bisa sebagai unsur
dekorasi yang menambah keindahan sebuah ruangan dan memiliki nilai
estetis lebih tinggi dibandingkan menggunakan dinding tembok biasa.
Selama
ini kita telah sering menggunakan pembatas ruangan. Namun, yang lebih
sering digunakan adalah pembatas ruangan yang lebih bersifat permanen,
seperti dinding batako maupun batu bata. Tetapi tahukah Anda bahwa ada
berbagai macam pembatas ruang yang terbuat dari beragam material pula?
Beragam pembatas ruang ini juga dapat digunakan sesuai kebutuhan. Karena
itulah bahan yang dipilih ini bukan sekadar membatasi atau menyekat
ruangan tetapi juga sebagai unsur dekorasi pada ruang.
Menurut
Early Andhika Ratu – Desainer Interior, fungsi yang paling utama suatu
pembatas ruangan adalah untuk mendefinisikan sebuah ruang sehingga jelas
fungsi dan kegunaannya. Demikian pula aktivitas yang biasa dilakukan di
ruangan tersebut agar dapat berlangsung secara baik. “Jadi sebelum
menentukan jenis pembatas ruangan yang ingin kita buat, maka kita perlu
terlebih dahulu melihat dan menentukan fungsi atau kebutuhan utama dari
ruangan yang akan diberi pembatas,”.
Bila ingin membuat pembatas ruangan yang
sementara, gunakanlah pembatas yang mudah digerakkan atau
dipindah-pindahkan(moveable), atau bisa juga menggunakan partisi yang
semipermanen. Karena pembatas tersebut mudah dibongkar-pasang dan cahaya
dan sirkulasi udara tidak dikorbankan.
Pembatas ruangan temporer/partisi atau
bukan, bisa dibedakan dari bentuknya. Begitu pula material yang dipakai,
beda materialnya beda juga fungsinya. Contohnya, material yang
digunakan untuk pembatas ruangan permanen tidak sama dengan material
yang dipakai pada jenis temporer atau sementara.
“Itu sebabnya, pembatas ruangan bisa dikategorikan jadi dua tipe, yaitu :
Pertaman adalah pembatas ruangan privasi tinggi dan menengah untuk membatasi ruangan yang mengutamakan privasi yang tinggi,
seperti ruang tidur dan ruang kerja, maka kita dapat menggunakan
material pembatas yang sifatnya solid atau padat dan tidak transparan.
Contoh
pembatas ruangan privasi tinggi dan menengah untuk membatasi ruangan
yang mengutamakan privasi yang tinggi adalah sebagai berikut :
Pertama yakni tembok dinding bata maupun batako yang diplester.
Kedua,
partisi dari gypsum yang dapat pula ditambahkan glasswool jika kita
juga pakai untuk meredam suara untuk memberikan privasi bagi si empunya
rumah. Peredam suara juga bisa diletakkan di pantry untuk membantu
meredam kebisingan yang berasal dari kegiatan di dapur, hawa panas,
asap, ataupun bau kurang sedap dari arah dapur ke ruang makan. Dan pada
ruang wastafel atau ruang rias, pembatas dapat difungsikan sebagai
peredam kelembapan ataupun suara yang tidak nyaman dari kamar mandi ke
kamar tidur.
Ketiga,
panel dari alumunium, kayu solid dan rangka kaso yang dilapisi dengan
teakwood, jika kita hanya ingin membatasi ruangan secara visual.
Untuk
hunian yang memiliki ruangan tinggi, dibutuhkan folding door yang
terbuat dari aluminium yang dilapisi busa dan kain. Hal tersebut
bertujuan agar tiap ruangan menjadi kedap suara dan tidak “mengganggu”
ruangan lain. ”Biasanya folding door di ruangan yang memiliki atap cukup
tinggi memiliki lebar 1,5 meter dan tinggi 3,5 meter. Ini untuk
mempermudah gerakannya. Setiap dudukan bawah dan atas sebaiknya diberi
roda sehingga mudah untuk digeser.
Sementara,
untuk rumah bergaya minimalis, lebih baik menggunakan folding
door berbahan dasar kayu solid dengan lebar sekitar 50 sentimeter dan
tinggi 1,75 meter. Folding door untuk di rumah bisa digunakan sebagai
pembatas antara ruang tamu dan ruang tengah atau meja makan dan bisa
disesuaikan dengan keinginan si empunya rumah.
Untuk
pembatas rumah, Anda bisa menggunakan folding door berbahan dasar kayu
solid. Biasanya digunakan untuk membatasi ruang makan agar dapat
difungsikan sebagai ruang makan yang lebar dan sesuai dengan kebutuhan
jika ingin mengadakan acara makan bersama keluarga. Sementara untuk
folding door yang lurus dan permanen, biasanya juga terbuat dari kayu.
Hanya, folding door jenis ini mempunyai tekstur yang transparan karena
umumnya terdapat celah kecil atau menggunakan bahan kaca yang dapat
diberi aksen berupa gambar.
Keempat adalah kombinasi dari ketiga material tersebut di atas.
Pembatasi ruangan yang bersifat semiprivat atau privasi tingkat menengah,
seperti ruang tamu dan ruang keluarga. Maka Anda dapat menggunakan
material pembatas temporer atau partisi yang dapat dipindahkan (movable
partition), digeser (sliding partition) atau dilipat (folding
partition). Berikut adalah tipe material yang biasa digunakan untuk
pembatas ruang semi private (partisi) :
Material kaca.
Jenis material kaca ini terdapat tipe yang tempered atau laminated yang
dapat diberi stiker sandblast, rayband maupun kaca frosted ice.
Material ini bisa menggunakan frame maupun berdiri sendiri (frameless),
asalkan menggunakan kaca dengan ketebalan minimum 10 mm untuk yang
frameless.
Material kayu.
Menggunakan rangkaian kayu ukuran balok, kaso, atau reng yang disusun
secara vertikal. Ini biasanya menggunakan finishing melamik atau pelitur
dengan menonjolkan serat-serat kayunya. Susunannya juga bisa secara
vertikal atau horizontal, yang penting dengan kerapatan dipasang sesuai
kebutuhan. Adapun material lainnya adalah metal frame atau rangka logam,
baik stainles steel maupun alumunium. Akan tetapi, sebagai bahan
pengisi tengahnya bisa menggunakan kayu, fabrik lapis busa, kain atau
kaca.
Material kain,
semacam screen atau tirai dari bahan keluaran pabrik yang relatif
ringan dan memiliki beragam corak, warna, dan tekstur yang dapat dipilih
dan disesuaikan dengan gaya ruangan. Biasanya untuk kaca lebih banyak
dikombinasikan dengan rangka alumunium dan cocok untuk rumah bertipe
modern minimalis atau futuristik.
Material campuran
kayu maupun kaca dengan rangka kayu digunakan untuk gaya tropis modern.
Untuk klasik dan etnik, biasanya menggunakan kayu atau multipleks lapis
teakwood yang dipadu dengan rangka besi yang diukir atau dibentuk
melengkung dan menggunakan kaca dengan motif sandblast maupun kaca
patri.
Selain
menggunakan material-material tersebut sebagai pemisah, bisa juga
memakai perabotan yang ada. Misalnya, furnitur atau perabot yang
memiliki atau dua arah hadap (two face/two sided). Biasanya, perabotan
seperti ini dipakai untuk memisahkan antara ruang tamu dan ruang
keluarga.
Ketika
anda memutuskan untuk menggunakan Pembatas Ruang/Partisi, berikut
adalah beberapa aspek yang harus diperhatikan sebelum mengaplikasikan
pembatas ruang/partisi. Yang diantaranya adalah :
Pertama
adalah anggaran. Ingatlah bahwa anggaran tidak hanya terkait dengan
pembelian partisi yang sudah jadi. Pemasangannya juga perlu
diperhatikan. Setelah itu, Anda bisa lanjutkan dengan mengukur ruangan
yang hendak diberi partisi. Hal ini perlu dilakukan untuk mengurangi
kesalahan dalam membangun partisi.
Kedua,
buatlah desain sesuai dengan yang ingin Anda tampilkan. Misalnya,
apakah tertutup total atau hanya merupakan pembatas semu yang dapat
dilihat dari ruangan lain?
Ketiga
yang perlu diperhatikan adalah pemilihan jenis material partisi. Kita
tahu, partisi dibedakan menjadi dua: permanen dan tidak
permanen. Apabila partisi tidak permanen, usahakan keberadaannya tak
merusak elemen ruang yang lain seperti dinding dan lantai. Dan untuk
yang bersifat permanen, Anda seharusnya sudah membuat perencanaan lebih
awal.
Yang terakhir yaitu,
perhatikan material finishing-nya yang sesuai dengan konsep desain.
Setelah semua jadi, Anda boleh beralih ke urusan yang lain, yakni
mengharmonisasikan keberadaan partisi dengan furnitur yang ada di dalam
ruangan agar tetap sejalan. Dalam hal ini, Anda bisa mencoba menyamakan
karakter materialnya. Ada juga alternatif lain, yaitu dengan menyamakan
karakter warnanya. Apabila memungkinkan, beri pencahayaan khusus pada
partisi buatan Anda agar bisa menjadi focal point.